Manusia
merupakan makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial, manusia di dalam hidupnya
tidak dapat hidup sendiri dan mandiri tanpa pertolongan orang lain. Bertolak
dari hal itu, manusia selalu membangun kebersamaan dengan manusia yang lain
sehingga mutlak harus berinteraksi. Dalam berinteraksi manusia harus mempunyai
rasa kepercayaan diri. Jika tidak, individu tersebut akan tertinggal. Baik itu
tertinggal dalam hal informasi, maupun dalam pergaulan.
Setiap individu tentu mempunyai
sifat percaya diri yang berbeda. Ada yang mempunyai sifat kurang percaya diri
atau minder dan ada yang mempunyai
kepercayaan diri yang tinggi atau pede.
Disini saya tidak akan membahas tentang minder, melainkan orang yang mempunyai
kepercayaan diri yang tinggi sehingga menyebabkan dia narsis.
Sebagian
orang pasti berfikir narsis itu adalah orang yang iseng foto-foto diri sendiri
atau minta difotoin alias gila kamera. Tapi, sebenarnya narsis tidak hanya
dapat diartikan demikian. Narsis merupakan suatu gangguan Psikologis, yang
dalam bahasa Psikologi
Narcissistic Personality Disorder (NPD).
Tujuan saya membahas tentang narsis
yaitu, saya ingin memberikan penjelasan mengenai sifat narsis yang selama ini
dianggap sebagai salah satu sifat yang biasa-biasa saja. Padahal narsis
merupakan salah satu gangguan Psikologis.
Berdasarkan
masalah yang saya angakat, disini saya akan membahas tentang:
1.
Apa itu Narsis?
2.
Faktor apa yang menyebabkan seseorang bisa mengidap NPD?
3.
Bagaimana cara mengenali seseorang yang mengalami NPD?
4.
Bagaimana cara menanganinya?
PEMBAHASAN
Apa itu narsis? Dalam bergaul kita
sering mendengar istilah “Jangan narsis ah”, “Narsis banget sih lo”, “gak usah
narsis deh”, dan banyak lagi lainnya. Apa yang ada dalam benak anda bila
mendengar kata “Narsis”? Sebagian orang pasti berfikir Narsis itu
adalah orang yang iseng foto-foto diri sendiri atau minta difotoin alias gila
kamera. Tapi, sebenarnya narsis tidak hanya dapat diartikan demikian. Narsis
merupakan suatu gangguan Psikologis yang dalam bahasa Psikologi
Narcissistic Personality Disorder (NPD).
Istilah Narsis pertama kali digunakan
dalam Psikologi oleh Sigmund Freud dengan mengambil dari seorang tokoh mitos
Yunani. Tokoh tersebut bernama Narkissis atau Narcissus (bahasa latin), yang
dikutuk sehingga ia mencintai bayangannya sendiri di kolam. Orang yang
mengalami narsis disebut narsisis.
Jadi, narsis atau dalam
bahasa inggris narsisisme adalah rasa cinta terhadap diri sendiri atau
orang yang memiliki rasa kepercayaan diri yang berlebihan sehingga menganggap
segala seusatu yang ia lakukan benar.
Sifat narsisisme ada dalam setiap manusia sejak lahir,
bahkan Andrew Morrison berpendapat bahwa dimilikinya sifat narsisisme dalam
jumlah yang cukup akan membuat seseorang memiliki persepsi yang seimbang antara
kebutuhannya dalam hubungannya dengan orang lain. Narsisisme memiliki sebuah
peranan yang sehat dalam artian membiasakan seseorang untuk berhenti bergantung
pada standar dan prestasi orang lain demi membuat dirinya bahagia.
Adapun hal yang menyebabkan seseorang
memiliki sifat narsisisme yang tinggi yaitu:
1. Percaya
diri yang tinggi
2.
Merasa dirinya istimewa
3.
Menganggap remeh orang lain
4. Egois
5.
Memiliki harga diri yang rapuh
Selain beberapa faktor diatas, narsis
juga timbul akibat masa kecil yang kurang bahagia. Contohnya, seorang anak yang
kurang dapat perhatian dalam setiap prestasi yang ia dapat. Memberikan pujian
terhadap setiap prestasi yang ia peroleh merupakan suatu bentuk perhatian dari
orang tua yang seharusnya didapatkan oleh seorang anak. Dengan memberikan
pujian, seorang anak akan terpacu lagi untuk meraih prestasi-prestasi baik itu
dalam bidang akademik maupun non akademik tentunya, dalam taraf yang wajar dan
selalu mengingatkan kepada anaknya untuk tetap rendah diri.
Selain
itu, cara untuk mengenali seseorang mengidap NPD yaitu kita dapat melihat dari
beberapa hal berikut:
1. Fantasi,
orang yang memiliki sifat narsis mempunyai fantasi akan dirinya sendiri. Ia
berfantasi lebih kepada apa yang ia miliki, seperti ia merasa bahwa dirinya
cantik, tampan, kaya, pintar, dan sukses.
2. Superior, yaitu seorang
narsis merasa paling hebat tapi tidak ada yang sebanding
dengan dirinya.
dengan dirinya.
3. Tak
berempati, yaitu seorang naris tidak mampu untuk mengetahui perasaan dan
kebutuhan orang lain.
kebutuhan orang lain.
4. Iri,
yaitu penderita narsis akan merasa iri kepada orang lain atau bahkan
menganggap orang lain itu iri dengannya.
menganggap orang lain itu iri dengannya.
5. Istimewa,
yaitu penderita narsis selalu ingin diistimewakan oleh orang lain.
6. Sombong,
yaitu penderita narsis akan merasa terhebat sehingga mengarah pada sikap
sombong.
sombong.
7. Sensitif,
yaitu penderita narsis sebenarnya orang yang memiliki pribadi lemah, mudah
terluka serta emosional.
terluka serta emosional.
Terapi secara psikologis
(psikoterapi) merupakan cara untuk mengangani seseorang yang mengidap NPD.
Sementara untuk obatnya, sebenarnya tidak ada obat yang khusus digunakan untuk
mengobati narsisme. Namun, jika penderita sudah mengalami gejala depresi,
gelisah atau kondisi lain, obat seperti antidepresan atau obat anti-kecemasan
dapat membantu.
Jenis-jenis terapi yang bisa dilakukan untuk menangani
penderita narsis :
- Terapi kognitif
Membantu penderita mengidentifikasi
keyakinan dan perilaku yang negative dan tidak sehat, dan menghilangkannya
dengan hal lain yang lebih positif dan sehat.
- Terapi keluarga
Di setiap sesi terapi, harus selalu mengikutsertakan keluarga, sehingga
dapat benar-benar tereksplorasi berbagai konflik yang ada. Komunikasi dan
penyelesaian masalah dilakukan dengan tetap melibatkan keluarga.
- Terapi kelompok
Penderita bergabung dengan penderita
lain dalam suatu kelompok. Ini akan membantu penderita dalam memahami bagaimana
agar bisa berhubungan dengan orang lain lebih baik lagi. Misalnya dengan
mendengarkan orang lain, memahami perasaan orang lain, dan juga memberikan
dukungan kepada orang lain.
Karena penyimpangan kepribadian
sulit diubah, maka terapi ini membutuhkan waktu yang agak lama, bisa sampai
bertahun-tahun. Di sinilah dibutuhkan kesabaran dan tekat yang kuat dari
penderita, serta dukungan yang penuh dari orang-orang terdekat.
Tujuan jangka pendek dari
psikoterapi ini adalah untuk menangani masalah-masalah seperti penyalahgunaan
narkotika, depresi, rendah diri atau malu, sebagai komplikasi dari narsisme.
Tujuan jangka panjangnya adalah untuk membentuk kepribadian penderita,
setidaknya sampai pada tingkatan tertentu, dimana penderita akhirnya bisa
mengubah pola berpikir yang menyimpang tersebut. Dengan demikian, si penderita
nantinya mampu membina suatu hubungan relasi yang lebih baik dengan orang lain.
Tidak ada yang tahu dengan pasti
bagaimana cara mencegah narsisme. Namun, penanganan psikoterapi yang dilakukan
sesegera mungkin dan dari usia yang sedini mungkin, mampu mencegah hal ini.
Kunjungi dokter atau seseorang yang
memang ahli dalam menangani dan mengatasi masalah penyimpangan kepribadian,
mental maupun kejiwaan.
Selain itu, kesadaran dan tekat yang kuat untuk sembuh dan memperbaiki diri tentunya memegang peranan yang amat penting.
Selain itu, kesadaran dan tekat yang kuat untuk sembuh dan memperbaiki diri tentunya memegang peranan yang amat penting.
PENUTUP
Jadi kesimpulannya, kepercayaan diri
merupakan salah satu modal seseorang dalam menunjukkan potensi yang ia miliki.
Narsis, sebenarnya jika dalam taraf yang wajar akan memberikan sebuah dampak
yang positif bagi orang disekitar. Karena, akan memberikan sebuah energi
positif bagi individu yang memiliki sifat kurang percayaan diri. Selain itu,
jika narsis masih dalam konteks wajar, akan membawa sebuah keuntungan bagi
seseorang. Dimana, ia dapat menunjukkan sebuah bakat yang ia punya.
Saran
saya, cobalah
untuk lebih ikhlas, belajar menenangkan diri dan mengendalikan stress, seperti
meditasi dan yoga. Selalu berpikir positif dan menghargai serta mensyukuri
kehidupan yang diberikan Tuhan adalah sangat penting agar kebahagiaan sejati
bisa diperoleh. Selain itu jadilah seseorang yang lebih percaya
diri akan kemampuan yang dimiliki, jangan terlalu bergantung kepada orang lain,
jangan terlalu pede, sehingga dapat
menyebabkan kita lupa diri, dan tetap rendah hati.
Sumber: Diperoleh dari beragam situs website
Created by Anggy Novadelian

No comments:
Post a Comment