Sunday, July 14, 2013

Narsis? Serius?




PENDAHULUAN

          Manusia merupakan makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial, manusia di dalam hidupnya tidak dapat hidup sendiri dan mandiri tanpa pertolongan orang lain. Bertolak dari hal itu, manusia selalu membangun kebersamaan dengan manusia yang lain sehingga mutlak harus berinteraksi. Dalam berinteraksi manusia harus mempunyai rasa kepercayaan diri. Jika tidak, individu tersebut akan tertinggal. Baik itu tertinggal dalam hal informasi, maupun dalam pergaulan.
            Setiap individu tentu mempunyai sifat percaya diri yang berbeda. Ada yang mempunyai sifat kurang percaya diri atau minder dan ada yang mempunyai kepercayaan diri yang tinggi atau pede. Disini saya tidak akan membahas tentang minder, melainkan orang yang mempunyai kepercayaan diri yang tinggi sehingga menyebabkan dia narsis.
Sebagian orang pasti berfikir narsis itu adalah orang yang iseng foto-foto diri sendiri atau minta difotoin alias gila kamera. Tapi, sebenarnya narsis tidak hanya dapat diartikan demikian. Narsis merupakan suatu gangguan Psikologis, yang dalam bahasa Psikologi Narcissistic Personality Disorder (NPD).
            Tujuan saya membahas tentang narsis yaitu, saya ingin memberikan penjelasan mengenai sifat narsis yang selama ini dianggap sebagai salah satu sifat yang biasa-biasa saja. Padahal narsis merupakan salah satu gangguan Psikologis.      
Berdasarkan masalah yang saya angakat, disini saya akan membahas tentang:
1. Apa itu Narsis?
2. Faktor apa yang menyebabkan seseorang bisa mengidap NPD?
3. Bagaimana cara mengenali seseorang yang mengalami NPD?
4. Bagaimana cara menanganinya?
PEMBAHASAN
            Apa itu narsis? Dalam bergaul kita sering mendengar istilah “Jangan narsis ah”, “Narsis banget sih lo”, “gak usah narsis deh”, dan banyak lagi lainnya. Apa yang ada dalam benak anda bila mendengar kata “Narsis”? Sebagian orang pasti berfikir Narsis itu adalah orang yang iseng foto-foto diri sendiri atau minta difotoin alias gila kamera. Tapi, sebenarnya narsis tidak hanya dapat diartikan demikian. Narsis merupakan suatu gangguan Psikologis yang dalam bahasa Psikologi Narcissistic Personality Disorder (NPD).
Istilah Narsis pertama kali digunakan dalam Psikologi oleh Sigmund Freud dengan mengambil dari seorang tokoh mitos Yunani. Tokoh tersebut bernama Narkissis atau Narcissus (bahasa latin), yang dikutuk sehingga ia mencintai bayangannya sendiri di kolam. Orang yang mengalami narsis disebut narsisis.
            Jadi, narsis atau dalam bahasa inggris narsisisme adalah rasa cinta terhadap diri sendiri atau orang yang memiliki rasa kepercayaan diri yang berlebihan sehingga menganggap segala seusatu yang ia lakukan benar.
          Sifat narsisisme ada dalam setiap manusia sejak lahir, bahkan Andrew Morrison berpendapat bahwa dimilikinya sifat narsisisme dalam jumlah yang cukup akan membuat seseorang memiliki persepsi yang seimbang antara kebutuhannya dalam hubungannya dengan orang lain. Narsisisme memiliki sebuah peranan yang sehat dalam artian membiasakan seseorang untuk berhenti bergantung pada standar dan prestasi orang lain demi membuat dirinya bahagia.
Adapun hal yang menyebabkan seseorang memiliki sifat narsisisme yang tinggi yaitu:
            1. Percaya diri yang tinggi
            2. Merasa dirinya istimewa
            3. Menganggap remeh orang lain
            4. Egois
            5. Memiliki harga diri yang rapuh
Selain beberapa faktor diatas, narsis juga timbul akibat masa kecil yang kurang bahagia. Contohnya, seorang anak yang kurang dapat perhatian dalam setiap prestasi yang ia dapat. Memberikan pujian terhadap setiap prestasi yang ia peroleh merupakan suatu bentuk perhatian dari orang tua yang seharusnya didapatkan oleh seorang anak. Dengan memberikan pujian, seorang anak akan terpacu lagi untuk meraih prestasi-prestasi baik itu dalam bidang akademik maupun non akademik tentunya, dalam taraf yang wajar dan selalu mengingatkan kepada anaknya untuk tetap rendah diri.
Selain itu, cara untuk mengenali seseorang mengidap NPD yaitu kita dapat melihat dari beberapa hal berikut:
1. Fantasi, orang yang memiliki sifat narsis mempunyai fantasi akan dirinya sendiri. Ia berfantasi lebih kepada apa yang ia miliki, seperti ia merasa bahwa dirinya cantik, tampan, kaya, pintar, dan sukses.
            2. Superior, yaitu seorang narsis merasa paling hebat tapi tidak ada yang sebanding
                dengan dirinya.
3. Tak berempati, yaitu seorang naris tidak mampu untuk mengetahui perasaan dan
     kebutuhan orang lain.
4. Iri, yaitu penderita narsis akan merasa iri kepada orang lain atau bahkan  
    menganggap orang lain itu iri dengannya.
5. Istimewa, yaitu penderita narsis selalu ingin diistimewakan oleh orang lain.
6. Sombong, yaitu penderita narsis akan merasa terhebat sehingga mengarah pada sikap
    sombong.
             7. Sensitif, yaitu penderita narsis sebenarnya orang yang memiliki pribadi lemah, mudah 
                 terluka serta emosional.
Terapi secara psikologis (psikoterapi) merupakan cara untuk mengangani seseorang yang mengidap NPD. Sementara untuk obatnya, sebenarnya tidak ada obat yang khusus digunakan untuk mengobati narsisme. Namun, jika penderita sudah mengalami gejala depresi, gelisah atau kondisi lain, obat seperti antidepresan atau obat anti-kecemasan dapat membantu.
Jenis-jenis terapi yang bisa dilakukan untuk menangani penderita narsis :
  • Terapi kognitif
Membantu penderita mengidentifikasi keyakinan dan perilaku yang negative dan tidak sehat, dan menghilangkannya dengan hal lain yang lebih positif dan sehat.
  • Terapi keluarga
Di setiap sesi terapi, harus selalu mengikutsertakan keluarga, sehingga dapat benar-benar tereksplorasi berbagai konflik yang ada. Komunikasi dan penyelesaian masalah dilakukan dengan tetap melibatkan keluarga.
  • Terapi kelompok
Penderita bergabung dengan penderita lain dalam suatu kelompok. Ini akan membantu penderita dalam memahami bagaimana agar bisa berhubungan dengan orang lain lebih baik lagi. Misalnya dengan mendengarkan orang lain, memahami perasaan orang lain, dan juga memberikan dukungan kepada orang lain.
Karena penyimpangan kepribadian sulit diubah, maka terapi ini membutuhkan waktu yang agak lama, bisa sampai bertahun-tahun. Di sinilah dibutuhkan kesabaran dan tekat yang kuat dari penderita, serta dukungan yang penuh dari orang-orang terdekat.
Tujuan jangka pendek dari psikoterapi ini adalah untuk menangani masalah-masalah seperti penyalahgunaan narkotika, depresi, rendah diri atau malu, sebagai komplikasi dari narsisme. Tujuan jangka panjangnya adalah untuk membentuk kepribadian penderita, setidaknya sampai pada tingkatan tertentu, dimana penderita akhirnya bisa mengubah pola berpikir yang menyimpang tersebut. Dengan demikian, si penderita nantinya mampu membina suatu hubungan relasi yang lebih baik dengan orang lain.
Tidak ada yang tahu dengan pasti bagaimana cara mencegah narsisme. Namun, penanganan psikoterapi yang dilakukan sesegera mungkin dan dari usia yang sedini mungkin, mampu mencegah hal ini.
Kunjungi dokter atau seseorang yang memang ahli dalam menangani dan mengatasi masalah penyimpangan kepribadian, mental maupun kejiwaan.
Selain itu, kesadaran dan tekat yang kuat untuk sembuh dan memperbaiki diri tentunya memegang peranan yang amat penting.




PENUTUP
            Jadi kesimpulannya, kepercayaan diri merupakan salah satu modal seseorang dalam menunjukkan potensi yang ia miliki. Narsis, sebenarnya jika dalam taraf yang wajar akan memberikan sebuah dampak yang positif bagi orang disekitar. Karena, akan memberikan sebuah energi positif bagi individu yang memiliki sifat kurang percayaan diri. Selain itu, jika narsis masih dalam konteks wajar, akan membawa sebuah keuntungan bagi seseorang. Dimana, ia dapat menunjukkan sebuah bakat yang ia punya.
          Saran saya, cobalah untuk lebih ikhlas, belajar menenangkan diri dan mengendalikan stress, seperti meditasi dan yoga. Selalu berpikir positif dan menghargai serta mensyukuri kehidupan yang diberikan Tuhan adalah sangat penting agar kebahagiaan sejati bisa diperoleh. Selain itu jadilah seseorang yang lebih percaya diri akan kemampuan yang dimiliki, jangan terlalu bergantung kepada orang lain, jangan terlalu pede, sehingga dapat menyebabkan kita lupa diri, dan tetap rendah hati.

Sumber: Diperoleh dari beragam situs website

Created by Anggy Novadelian

No comments:

Post a Comment