PART 3
“Kiri
bang”
Mobil
itu berhenti tepat ditempat kerja Shasi. Setelah membayang ongkos ia pun
langsung menuju kedalam toko swalayan itu. Di ruangan karyawan, sudah ada 2
wanita yang terlebih dahulu datang.
“Sepertinya
mereka karyawan baru juga.” tebak Shasi dalam hatinya. Shasi pun menghampiri
mereka.
“Permisi
mbak, karyawan baru juga ya?”
“Oh
iya, kamu juga?”
“Iya
mbak.”
“Gak
usah panggil mbak, panggil aja Rara, gua baru lulus SMA kok. Nama lu siapa?”
“Sama
dong, nama aku Shasi.”
“Oh
ya Shasi, kenalin ini Tina, dia juga sama kayak kita karyawan baru.”
“Shasi.”
Sambil menjulurkan tangannya
“Tina.”
Balas tina, sambil meraih tangan Shasi.
“Yang
lain belum pada dateng.”
“Enggak
tau, kayaknya belum.” Seru Tina.
Waktu
pun berlalu, tak terasa mereka bertiga semakin akrab satu sama lain. Karyawan
yang lain pun sudah berdatangan. Total karyawan baru ada 50 orang, 30 perempuan
dan 20 laki-laki. Tak lama kemudian para karyawan senior pun datang. Karena
waktu sudah menunjukkan pukul 06.35, para karyawan pun dikumpulkan untuk
diberikan arahan dalam menjalani masa training ini. Mereka dikelompokkan sesuai
dengan job masing – masing dan dijelaskan mengenai peraturan yang ada. Tak lama
sebelum breafing itu selesai, Fitri datang dengan nafas yang terengah-engah dan
langsung menghampiri para karyawan senior.
“Sorry,
sorry aye telat, tadi ada insiden kecil.” Bisik Fitri ke temannya Janet.
“Lu
kemana aja sih,lama banget. Udah tau lu penanggung jawab, karyawan baru hari
ini.”
“Iye,
sorry sorry.”
“Ya
udah, kebelakang dulu gih sono, benerin pakaian lu dulu.”
“Ya
udah, tolong tanganin dulu bentar ya.” Fitri pun bergegas pergi keruangan
karyawan.
“Oke,
breafing sudah selesai, segera menuju kelompok kalian masing – masing. 5 menit
lagi toko ini akan dibuka. Kami berharap kalian dapat menunjukkan kinerja
terbaik kalian, mengerti?”
“Mengerti.”
“Ya
sudah, breafing saya tutup. Selamat pagi.”
“Pagi.”
Serentak semua karyawan menjawab. Mereka langsung menuju kelompok mereka masing
– masing dan untungnya Shasi satu kelompok dengan Rara dan Tina. Mereka langsung
mencari 2 anggota mereka dan segera menjalankan tugas mereka pagi ini.
Kini
cahaya mentari sudah menerangi hari. Seiring dengan berjalnnya waktu, satu
persatu pelanggan datang memenuhi toko swalayan itu. Mulai dari kalangan
menengah, sampai kalangan atas campur dalam satu tempat. Toko swalayan ini
memang menjadi salah satu icon di
kota ini. Tak heran mengapa toko ini ramai dikunjungi oleh pengunjung.
Para
karyawan baru pun mulai sibuk dengan job mereka masing – masing, begitupun
dengan Shasi dan teman – temannya. Hari ini mereka mendapatkan tugas dibagian
menjaga pakaian. Bisa dibilang tugas ini cukup gampang tetapi harus kuat fisik
dikarnakan petugas harus kuat berdiri selama menjaga. Mungkin untuk karyawan
yang lama itu sudah biasa tapi, bagaimana kabarnya dengan karyawan yang baru.
Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 11.00 WIB dan para karyawan masih
disibukkan dengan aktifitas mereka masing – masing. Karena terlalu lama
berdiri, kaki Rara pun mulai terasa pegal.
“Duh
. . .” keluh Rara sambil mengangkat kakinya bergantian
“Kenapa
ra? Pegal ya?”
“Iya
tin, kaki gua pegel banget. Kelamaan berdiri, lu gimana?”
“Sama
gua juga, rasanya pengen duduk, tapi gimana. Nanti kita dikirain santai –
santai lagi sama senior.”
“Bener
juga. Shasi, lu enggak pegel apa?”
“Pegel
ra, tapi apa boleh buat.”
“Oh
ya kalau si Toni sama Rendi gimana tuh?” Toni dan Rendi adalah 2 orang anggota
kelompok mereka. Sejak awal perkenalan, mereka berdua memiliki karakter yang
berbeda. Kalau Toni memeiliki karakter yang ramah dan friendly sedangkan Rendi,
cuek, tidak banyak bicara dan sedikit tertutup.
“Ton,
kamu enggak capek.” Tanya Tina
“Dikit
sih, kenapa? Udah pada capek?”
“Iya,
dari tadi bediri mulu.”
“Udah
sabar, bentar lagi istirahat kok.”
“Iya
sih. Oh ya si Rendi gimana tuh?” Tanya Rara dengan penuh penasaran. Rendi
sedang berada beberapa meter di depan mereka. Ia sedang sibuk melipat – lipat
pakaian dikeranjang yang sedari tadi di berantakkan oleh pengunjung yang sibuk
mencari baju bagus dengan diskon yang besar.
“Enggak
tau, dari tadi dia diam mulu.” Jawab Toni. Tak lama kemudian waktu istirahat
pun datang dan para karyawan berganti tugas dengan shift yang berikutnya. Tina, Rara, Toni dan Shasi pun beristirahat,
tetapi Rendi masih saja sibuk melipat – lipat. Karena kasihan melihat Randi,
Shasi pun menghampiri Rendi.
“Ren
kamu enggak istirahat? Ini udah waktunya istirahat loh?”
“Emang
kenapa? Kalau lu mau istirahat, istirahat aja duluan sono” Jawab Rendi
“Udah
yuk bareng aja, lagian udah waktunya makan siang. Nanti kalau enggak makan
sakit loh.” Ajak Shasi. Tapi, Rendi hanya diam dan terus melakukan pekerjaannya
lalu pindah ke sisi sebelah keranjang berikutnya.
“Ren,
Rendi.” Rendi tetap diam
“Ren,
Rendi.”
“Lu
bisa ngak, enggak ganggu gua. Kalau mau makan, ya udah makan aja sono.” Bentak
Rendi. Karena tidak terima melihat temannya di bentak, Rara pun langsung
menghampiri Rendi dan Shasi.
“Eh,
lu bisa ramah gak sama cewek, maksud lu apa, bentak – bentak dia hah?”
“Bukan
urusan lu.”
“Sialan
lu ya” grutu Rara dengan kesal sabil
mendekati Rendi dengan maksud ingin memukul pria itu tetapi, Tina langsung
menahannya. Dari kejauhan tak sengaja Fitri melihat mereka berkumpul, karena
penasaran Fitri pun langsung menghampiri mereka.
“Ada
apa ini?” tanya Fitri. Sontak mereka kaget
“Engh,
enggak ada apa – apa mbak. Ini kita mau pergi istirahat.”
“Oh,
ya sudah. Cepat semuanya istirahat, jam 1 kalian sudah harus kembali lagi.”
“Iya
bu.” Balas Tina.
“Udah yuk kita pergi, nanti makin parah.” Bisik Tina ke Rara. Mereka pun
langsung pergi.
No comments:
Post a Comment