Tuesday, August 4, 2015

Help Me!

PART 3


“Kiri bang”
Mobil itu berhenti tepat ditempat kerja Shasi. Setelah membayang ongkos ia pun langsung menuju kedalam toko swalayan itu. Di ruangan karyawan, sudah ada 2 wanita yang terlebih dahulu datang.
“Sepertinya mereka karyawan baru juga.” tebak Shasi dalam hatinya. Shasi pun menghampiri mereka.
“Permisi mbak, karyawan baru juga ya?”
“Oh iya, kamu juga?”
“Iya mbak.”
“Gak usah panggil mbak, panggil aja Rara, gua baru lulus SMA kok. Nama lu siapa?”
“Sama dong, nama aku Shasi.”
“Oh ya Shasi, kenalin ini Tina, dia juga sama kayak kita karyawan baru.”
“Shasi.” Sambil menjulurkan tangannya
“Tina.” Balas tina, sambil meraih tangan Shasi.
“Yang lain belum pada dateng.”
“Enggak tau, kayaknya belum.” Seru Tina.
Waktu pun berlalu, tak terasa mereka bertiga semakin akrab satu sama lain. Karyawan yang lain pun sudah berdatangan. Total karyawan baru ada 50 orang, 30 perempuan dan 20 laki-laki. Tak lama kemudian para karyawan senior pun datang. Karena waktu sudah menunjukkan pukul 06.35, para karyawan pun dikumpulkan untuk diberikan arahan dalam menjalani masa training ini. Mereka dikelompokkan sesuai dengan job masing – masing dan dijelaskan mengenai peraturan yang ada. Tak lama sebelum breafing itu selesai, Fitri datang dengan nafas yang terengah-engah dan langsung menghampiri para karyawan senior.
“Sorry, sorry aye telat, tadi ada insiden kecil.” Bisik Fitri ke temannya Janet.
“Lu kemana aja sih,lama banget. Udah tau lu penanggung jawab, karyawan baru hari ini.”
“Iye, sorry sorry.”
“Ya udah, kebelakang dulu gih sono, benerin pakaian lu dulu.”
“Ya udah, tolong tanganin dulu bentar ya.” Fitri pun bergegas pergi keruangan karyawan.
“Oke, breafing sudah selesai, segera menuju kelompok kalian masing – masing. 5 menit lagi toko ini akan dibuka. Kami berharap kalian dapat menunjukkan kinerja terbaik kalian, mengerti?”
“Mengerti.”
“Ya sudah, breafing saya tutup. Selamat pagi.”
“Pagi.” Serentak semua karyawan menjawab. Mereka langsung menuju kelompok mereka masing – masing dan untungnya Shasi satu kelompok dengan Rara dan Tina. Mereka langsung mencari 2 anggota mereka dan segera menjalankan tugas mereka pagi ini.
Kini cahaya mentari sudah menerangi hari. Seiring dengan berjalnnya waktu, satu persatu pelanggan datang memenuhi toko swalayan itu. Mulai dari kalangan menengah, sampai kalangan atas campur dalam satu tempat. Toko swalayan ini memang menjadi salah satu icon di kota ini. Tak heran mengapa toko ini ramai dikunjungi oleh pengunjung.
Para karyawan baru pun mulai sibuk dengan job mereka masing – masing, begitupun dengan Shasi dan teman – temannya. Hari ini mereka mendapatkan tugas dibagian menjaga pakaian. Bisa dibilang tugas ini cukup gampang tetapi harus kuat fisik dikarnakan petugas harus kuat berdiri selama menjaga. Mungkin untuk karyawan yang lama itu sudah biasa tapi, bagaimana kabarnya dengan karyawan yang baru. Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 11.00 WIB dan para karyawan masih disibukkan dengan aktifitas mereka masing – masing. Karena terlalu lama berdiri, kaki Rara pun mulai terasa pegal.
“Duh . . .” keluh Rara sambil mengangkat kakinya bergantian
“Kenapa ra? Pegal ya?”
“Iya tin, kaki gua pegel banget. Kelamaan berdiri, lu gimana?”
“Sama gua juga, rasanya pengen duduk, tapi gimana. Nanti kita dikirain santai – santai lagi sama senior.”
“Bener juga. Shasi, lu enggak pegel apa?”
“Pegel ra, tapi apa boleh buat.”
“Oh ya kalau si Toni sama Rendi gimana tuh?” Toni dan Rendi adalah 2 orang anggota kelompok mereka. Sejak awal perkenalan, mereka berdua memiliki karakter yang berbeda. Kalau Toni memeiliki karakter yang ramah dan friendly sedangkan Rendi, cuek, tidak banyak bicara dan sedikit tertutup.
“Ton, kamu enggak capek.” Tanya Tina
“Dikit sih, kenapa? Udah pada capek?”
“Iya, dari tadi bediri mulu.”
“Udah sabar, bentar lagi istirahat kok.”
“Iya sih. Oh ya si Rendi gimana tuh?” Tanya Rara dengan penuh penasaran. Rendi sedang berada beberapa meter di depan mereka. Ia sedang sibuk melipat – lipat pakaian dikeranjang yang sedari tadi di berantakkan oleh pengunjung yang sibuk mencari baju bagus dengan diskon yang besar.
“Enggak tau, dari tadi dia diam mulu.” Jawab Toni. Tak lama kemudian waktu istirahat pun datang dan para karyawan berganti tugas dengan shift yang berikutnya. Tina, Rara, Toni dan Shasi pun beristirahat, tetapi Rendi masih saja sibuk melipat – lipat. Karena kasihan melihat Randi, Shasi pun menghampiri Rendi.
“Ren kamu enggak istirahat? Ini udah waktunya istirahat loh?”
“Emang kenapa? Kalau lu mau istirahat, istirahat aja duluan sono” Jawab Rendi
“Udah yuk bareng aja, lagian udah waktunya makan siang. Nanti kalau enggak makan sakit loh.” Ajak Shasi. Tapi, Rendi hanya diam dan terus melakukan pekerjaannya lalu pindah ke sisi sebelah keranjang berikutnya.
“Ren, Rendi.” Rendi tetap diam
“Ren, Rendi.”
“Lu bisa ngak, enggak ganggu gua. Kalau mau makan, ya udah makan aja sono.” Bentak Rendi. Karena tidak terima melihat temannya di bentak, Rara pun langsung menghampiri Rendi dan Shasi.
“Eh, lu bisa ramah gak sama cewek, maksud lu apa, bentak – bentak dia hah?”
“Bukan urusan lu.”
“Sialan lu ya”  grutu Rara dengan kesal sabil mendekati Rendi dengan maksud ingin memukul pria itu tetapi, Tina langsung menahannya. Dari kejauhan tak sengaja Fitri melihat mereka berkumpul, karena penasaran Fitri pun langsung menghampiri mereka.
“Ada apa ini?” tanya Fitri. Sontak mereka kaget
“Engh, enggak ada apa – apa mbak. Ini kita mau pergi istirahat.”
“Oh, ya sudah. Cepat semuanya istirahat, jam 1 kalian sudah harus kembali lagi.”
“Iya bu.” Balas Tina.
“Udah yuk kita pergi, nanti makin parah.” Bisik Tina ke Rara. Mereka pun langsung pergi.

No comments:

Post a Comment